PEMANFAATAN SOFTWARE JAWS DALAM MEMENUHI
KEBUTUHAN INFORMASI SISWA TUNANETRA DI YPAB
SURABAYA
PROPOSAL PENELITIAN
Dosen pengampuh
Dr. Yuliyati, M.Pd
Oleh
YUDHA EKO SUSENO
NIM 14010044059
UNIVERSITAS
NEGERI SURABAYA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN LUAR BIASA
2016
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Saat ini kita berada pada era
informasi yang semakin berkembang
pesat di mana informasi memegang peranan penting dalam
aspek kehidupan, siapa menguasai informasi maka ia yang memiliki peluang lebih
dibanding yang tidak memiliki. Hampir setiap orang dalam kehidupannya tidak
bisa dilepas dari informasi. Semua aspek dalam kehidupan selalu terhubung
dengan informasi, hal itu menunjukkan informasi telah mendapatkan tempat yang
sangat penting dalam aktivitas masyarakat. Faktanya semua orang selalu mencari
informasi, hal itu membuat permintaan terhadap informasi begitu penting
sehingga informasi memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Pada dasarnya semua orang berhak
untuk mendapatkan informasi, hal itu ditetapkan Pemerintah dalam UUD Tahun 1945
pasal 28 f menyatakan “setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh
informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak
untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan
menyampaikan informasi dengan menggunakan segala
jenis saluran yang tersedia. Dengan adanya pasal di atas memberikan peluang
bagi siapa pun untuk memperoleh informasi tanpa memandang perbedaan yang ada di
masyarakat.
Seiring kemajuan teknologi yang berkembang pesat membuat
masyarakat selalu dimanjakan dengan teknologi-teknologi canggih yang dapat
mempermudah masyarakat dalam memperoleh dan
mengakses informasi. Kemajuan teknologi membawa
banyak dampak positif bagi masyarakat termasuk
juga bagi tunanetra. Hal ini dimanfaatkan dengan baik oleh YPAB SURABAYA
dengan menyediakan beberapa fasilitas yang
dapat menunjang pembelajaran
siswa tunanetra untuk memperoleh informasi agar dapat bisa
berpartisipasi dalam bidang pendidikan diantaranya: Komputer
bicara komputer desktop yang dilengkapi perangkat lunak pembaca layar atau JAWS dan buku bacaan braille. Salah satu
fasilitas disediakan adalah komputer dilengkapi perangkat lunak pembaca layar atau JAWS yang menarik untuk
dikaji.
Untuk bisa membuat komputer itu
bicara memerlukan software khusus. Software
yang diperulakan
yaitu Screen Reader atau pembaca layar atau JAWS, software ini yang akan mengubah apa yang ada di layar
menjadi bentuk suara. Dengan adanya screen reader dapat mempermudah akses tunanetra dalam
memperoleh informasi untuk memenuhi kebutuhanya. Komputer yang sudah diinstal JAWS bisa dimanfaatkan untuk
mengerjakan tugas, mencari materi pelajaran, mengirim email dan mendownload
laporan kerja, musik dan lainya, semua itu merupakan informasi yang dibutuhkan siswa tunanetra.
Berdasarkan hasil observasi
peneliti dilapangan bahwa terkadang tunanetra mengalami kesulitan dalam
mengoperasikan komputer bicara untuk memenuhi kebutuhan informasinya, oleh
sebab itu berdasarkan permasalahan
tersebut
peneliti ingin mengkaji lebih dalam lagi mengenai pemanfaatan komputer bicara
di YPAB SURABAYA dalam memenuhi
kebutuhan informasi tunanetra.
Penelitian ini berjudul “PEMANFAATAN
JAWS DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN
INFORMASI SISWA TUNANETRA DI YPAB SURABAYA”.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan,
maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:
“Bagaimana pemanfaatan
JAWS dalam memenuhi
kebutuhan
informasi siswa tunanetra ?”
C.
Tujuan Penelitian
1.
Untuk
mengetahui sejauh mana pemanfaatan komputer bicara dalam memenuhi
kebutuhan informasi siswa tunanetra di YPAB SURABAYA.
2.
Untuk mengetahui teknis
siswa tunanetra dalam mengoperasikan komputer bicara untuk memenuhi
kebutuhan informasi di YPAB SURABAYA.
D.
Batasan Peneletian
Penelitian dibatasi hanya membahas pemanfaatan JAWS dalam
memenuhi kebutuhan informasi siswa tunanetra di YPAB SURABAYA. Tunanetra dalam
penelitian ini adalah tunanetra yang memanfaatkan JAWS untuk memenuhi
kebutuhan informasinya.
E.
Manfaat Penelitian
Beberapa hal yang menjadi bahan pertimbangan dalam penelitian
:
- Dapat
bermanfaat bagi YPAB SURABAYA
untuk mengetahui pemanfaatan JAWS dalam memenuhi
kebutuhan informasi siswa tunanetra.
- Dapat
bermanfaat bagi penulis untuk mengetahui cara siswa tunanetra dalam mengoperasikan JASW
untuk memenuhi kebutuhan informasinya.
- Diharapkan
dapat menjadi tambahan informasi bagi masyarakat, ilmu pengetahuan,
khususnya pada bidang Ilmu Perpustakaan, Keguruan atau Pedagogik dan Teknologi Informasi.
F.
Asumsi
Wahyudi (2009 : 155) mengungkapkan bahwa, “asumsi adalah
anggapan dasar yang kebenarannya tidak perlu dibuktikan kembali”. Adapun
anggapan dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a) JAWS
adalah salah satu dari pembaca layar
screen reader yang merupakan software yang bisa dimanfaatkan untuk mencari informasi yang
dibutuhkan siswa tunanetra.
b) Dengan software JAWS bisa memenuhi kebutuhan siswa
tunanetra
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
Kajian
pustaka merupakan suatu landasan teori yang diperoleh dari buku-buku literatur
maupun pengalaman pribadi yang bertujuan untuk menjelaskan variable-variabel
penelitian. Secara garis besar teori yang akan dibahas dalam kajian pustaka ini
adalah sebagai berikut :
- Tunanetra
1.
Pengertian
Menurut WHO menjelaskan
bahwa definisi tunanetra adalah
seseorang yang tidak mampu membaca
dengan jarak yang telah disepakati
bersama. Pakar lainnya
menjelaskan pengertian tunanetra tidak saja mereka yang tidak bisa melihat, tetapi mencakup juga
mereka yang mampu melihat tetapi terbatas sekali dan kurang dapat dimanfaatakan
untuk kepentingan hidup sehari-hari terutama dalam belajar. Jadi, anak-anak
dengan kondisi penglihatan yang termasuk “setengah melihat”, “low vision”, atau
rabun adalah bagian dari kelompok anak tunanetra. Tunanetra adalah seseorang
yang memiliki hambatan dalam penglihatan dapat dikalsifikasikan ke dalam dua
golongan, yaitu: buta total (blind) dan low vision.
2.
Klasifikasi Tunanetra
Menurut aspek pendidikan tunanetra
diklasifikasikan kedalam tiga
katagori, yaitu:
a)
Blind (buta): seseorang yang belajar menggunakan materi perabaan dan pendengaran.
b)
Low vision(kurang lihat): seseorang
yang dalam belajarnya masih dapat menggunakan penglihatanya dengan adaptasi
tertentu.
c)
Limited vision: seseorang yang
mengalami gangguan penglihatan dalam belajar pada situasi yang normal.
Sedangkan menurut Somantri dalam
jurnal resiliensi remaja penyadang tunanetra menjelaskan bahwa tunanetra
dikelompokan menjadi dua macam yaitu:
a)
Buta, jika sama sekali tidak mampu menerima rangsang cahaya dari luar (visusnya
nol)
b)
Low Vision, masih mampu menerima rangsang cahaya dari luar, tetapi
ketajamanya lebih dari 6/20, atau hanya mampu membaca headline pada surat
kabar.
Dari beberapa penjelasan diatas dapat
disimpulkan bahwa untuk dapat dikalsifikasikan tunanetra seseorang harus
mengukur kemampuan melihatnya dengan peraturan yang sudah berlaku, seperti
yang WHO dan Somantri jelaskan. Pada
umunya hasil pengukuran tersebut menghasilkan dua katagori, yakni blind dan
low vision. Kedua katagori tunanetra memiliki tanda-tanda tertentu yang
dapat dipahami, berikut merupakan penjelasan mengenai kedua golongan tersebut.
Adapun ciri-ciri atau tanda-tanda tunanetra
low vision,diantaranya:
a)
Mata tampak merah.
b)
Bola mata tampak keruh (putih-putih ditengah), dan kadang-kadang seperti
mata kucing (bersinar).
c)
Bola mata bergerak sangat cepat.
d)
Penglihatan hanya mampu merespon terhadap cahaya, benda ukuran besar dengan
warna mencolok.
e)
Memicingkan mata pada saat terkena sinar matahari.
f)
Melihat obyek, menonton televisi, membaca buku atau melihat gambar di buku
sangat dekat.
g)
Menonton televisi sangat dekat.
h)
Bila berjalan ditempat yang belum dikenal sering tersandung dan menabrak.
i)
Pada saat matahari tenggelam tidak bisa melihat jelas (rabun senja).
j)
Sering membentur-benturkan kepala ke tempok.
Ciri-ciri atau tanda-tanda tunanetra
buta total (blind), diantaranya:
a)
Tidak mampu melihat cahaya
b)
Kerusakan nyata pada kedua bola mata
c)
Sering meraba-raba bila mencari sesuatu benda dan jika berjalan sering
menabrak dan tersandung.
d)
Bagian bola mata tampak jernih tidak bisa melihat cahaya maupun benda.
Sering menekan bola mata dengan jari.
Dari kedua penjelasan mengenai
karakteristik golongan tunanetra ini dapat disimpulkan bahwa golongan tunanetra
(blind) ciri-cirinya tidak mampu melihat cahaya dari luar dengan tanda-tandanya
yang telah diuraikan di atas, sedangkan golongan tunanetra (low vision)
ciri-cirinya mampu menerima rangsangan cahaya dari luar, tetapi ketajaman lebih
dari 6/21 dengan benda besar dan warna yang mencolok.
1.
Faktor Penyebab Tunanetra
Secara ilmiah ketunanetraan dapat
disesbabkan oleh beberapa faktor yaitu:
a.
Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor dari
dalam, hal-hal yang termaksud faktor internal, yaitu faktor-faktor yang erat
hubunganya dengan keadaan bayi selama masih dalam kandungan. Kemungkinan karena
faktor gen (sifat pembawa keturunan), kondisi psikis ibu, kekurangan gizi,
keracunan obat, dan sebagainya.
b.
Faktor Ekstrernal
Faktor eksternal merupakan faktor dari
luar, hal-hal yang termaksud faktor ekstrenal, diantaranya faktor-faktor yang
terjadi pada saat atau sesudah bayi dilahirkan. Misalnya: kecelakaan, terkena
penyakit, siphilis yang mengenai matanya saat dilahirkan,
pengaruh alat bantu medis (tang) saat melahirkan sehingga sistem persyarafannya
rusak, kurang gizi atau vitamin, terkena racun, virus trachoma, panas badan
yang terlalu tinggi, serta peradangan mata karena penyakit, bakteri, ataupun
virus.
2.
Kebutuhan Penyandang Tunanetra
Dari beberapa penjelasan mengenai
kebutuhan dasar manusia dan kebutuhan manusia akan informasi semua kebutuhan
yang telah di jelaskan oleh peneliti merupakan kebutuhan tunanetra, salah
satunya kebutuhan kongnitif seperti, merencanakan dan belajar ketrampilan.
Belajar ketrampilan sangat penting
bagi tunanetra, karena dengan memiliki ketrampilan, penyandang tunanetra dapat
mengisi kehidupannya lebih baik. Selain itu tunanetra juga membutuhkan
informasi yang sama besar dengan orang normal pada umumnya untuk kebutuhan life long learning, pekerjaan dan untuk membantu mereka
menjalankan perannya dalam kehidupan sosial disekitarnya.
- Software Screen Reader
Dengan bantuan software pembaca layar
atau screen reader seseorang yang mengalami kendala dalam
penglihatan dapat menggunakan komputer bahkan internet.
1.
Screen Reader
Screen
reader merupakan sistem
text-to-speech yang
dirancang untuk dapat membacakan
isi tampilan komputer. Cara screen
reader dapat membacakan tampilan
computer yaitu dengan
mengubah tampilan visual yang ada
di layar menjadi audio dengan teknologi yang dinamakan screen reader. Screen Reader
mempunyai lima fungsi yaitu:
a.
Membaca teks serta grafik di layar komputer
b.
Mengidentifikasi dan memberitahukan fungsi-fungsi dari fasilitas yang ada
di windows
c.
Mengidentifikasi grafik
d.
Berfungsi sebagai pengganti mouse
e.
Sebagai alat penunjuk.
Screen reader yang pernah digunakan
YPAB SURABAYA diantaranya:
JAWS
(Job Access With Speech).
2.
JAWS
JAWS
adalah salah satu dari pembaca layar
screen reader yang merupakan merek dagang dari screen
reader yang diproduksi oleh the Blind
and Low Vision Group
(Freedom Scientific) di
Petersburg, Florida,Amerika Serikat. Pertama kali dirilis pada tahun 1989 oleh Ted Hunter bersama rekannya,
Rex Skipper. Versi asli dibuat untuk sistem operasi MS-DOS yang memungkinkan
tunanetra untuk menggunakan program berbasis teks. Ketika sistem operasi MS-DOS
mulai ditinggalkan karena perubahan
Microsoft Windows maka dibuatlah
JFW (JAWS for Windows).
Perusahaan Freedom Scientific
memproduksikan JAWS utuk mencari keuntungan, hal itu
karena harga dari
screen reader ini
tergolong sangat mahal mencapai $1200, namun semua
itu tentu sebanding dengan berbegai fasilitas yang ada
di dalamnya. Pembacaan teks pada Screen
Reader dapat disesuaikan dengan
pengguna. Bisa perhuruf, perkata atau
perkalimat, sehingga dapat menghindarikesalahan dalam pengetikan yang biasa
dilakukan oleh tunanetra. Kecepatan membaca
Screen Reader juga bisa diatur,
semakin mahir sesorang menggunakan Screen Reader maka semakin cepat
pengaturan Screen Reader. Oleh karena itu Screen Reader dapat digunakan baik untuk
bekerja dengan aplikasi seperti MS.
Office,aplikasie-mail, chatting via Yahoo, Messenger atau hanya sekedar browsing dengan internet.
3.
Mengaktifkan JAWS
Sebelum computer
dapat berbicara tunanetra
harus mengaktifkan terlebih dahulu
screen reader, ada dua cara
mengaktifkan JAWS secara manual dan
secara otomatis. Yang dimaksud
menjalankan secara manual yaitu
mengaktifkan dengan harus dipanggil terlebih dulu. Untuk
mengaktifkan program JAWS caranya
adalah:
a.
Tekan tombol star menu pada keyboard
b.
Ketikan JAWS
c.
Enter
Mengaktifkan secara otomasi yaitu JAWS
akan secara otomatis berjalan begitu menyalakan komputer sehingga tidak perlu lagi memanggilnya.
Jalankan terlebih dulu JAWS secara manual (jika belum membukanya).
a.
Tekan Alt-tabsampai komputer
mengatakan “JAWS”,untuk memindahkan
focus ke arah JAWS. Jika sudah ditekan
Alt-tab beberapa kali komputer tidak menyebutkan “JAWS”,harus melakukan langkah-langkah
berikut:
b.
Tekan Insert-J.
c.
Tekan panah kanan sekali, komputer akan mengatakan “Menu Basic”, tekan enter.
d.
Tekan tab beberapa kali sampai komputer mengatakan “Run JAWS from system Tray check Box not
check”.
e.
Tekan spasi satu kali untuk memberi tanda
check, tekan enter.
f.
Restartulang komputer anda. Setelah komputer kembali ke layar desktop dan
program JAWSsudah berjalan, baru
tekan Alt-tab sampai komputer mengatakan
“JAWS”.
g.
Tekan Alt, huruf o, huruf b, untuk membuka kotak dialog Basic.
h.
Tekan tab beberapa kali sampai komputer mengatakan “Automatically start
JAWS check box not check”.
i.
Tekan spasi untuk mengubahnya menjadi check, tekan enter.
j.
Booting ulang komputer, maka JAWS akan secara otomatis berjalan seiring
dengan munculnya program Windows.
k.
Jika ingin JAWS tidak lagi berjalan secara otomatis,
lakukan kembali cara di atas untuk membatalkan
(unselect) opsi Run JAWS First.
4.
Teknis Mengoperasikan Komputer Bicara
Untuk mengoperasikan komputer
bicara mouse yang bagi orang normal
(bisa melihat) sangat bermanfaat dalam
mengoperasikan komputer, bagi tunanetra
tidak terpakai sama sekali. Untuk
menjawab pesan dan memberi perintah kepada
komputer, tunanetra cukup
memaksimalkan dan menghafal letak dan fungsi keyboard komputer. Keyboard(papan
ketik) adalah peralatan input yang paling umum dan banyak digunakan. Input
dimasukan ke peralatan proses dengan
cara mengetikkan lewat tombol-tombol
yang ada di keyboard. JAWS dibuat dengan
peraturan bila menggunakan mousedengan sendirinya ia tidak akan
berfungsi.
Sehingga untuk mengoperasikan komputer
bicara tunanetra harusdengan
memilih
perintah di dalam menu yang bias
diakses dengan tombol keyboard atau
menekan
kombinasi tombol
shortcut (perintah pendek). Navigasi utama yang digunakan
dalam program pembaca layar biasanya
dengan tombol panah dan kombinasi
shortcut,sebagai contoh adalah ketika
membaca dokumen di jendela kerja
Microsoft Word.
Menginput perintah pada JAWSuntuk membacakan informasi
dilayar sebagai berikut:
a.
Panah atas untuk membaca satu yang berada di atas.
b.
Panah bawah untuk membaca satu barisan yang berada di bawah.
c.
Panah kanan dan kiri untuk membaca satu karakter di sebelah kanan dan kiri.
d.
Ctrl + panah atas untuk membaca satu paragraf di atas
e.
Ctrl + panah bawah untuk membaca satu paragraf di bawah
f.
Ctrl+ kanan dan kiri untuk membaca satu kata di setelah dan disebelum
kursor yang dibacakan.
Sedangkan untuk menginput perintah
pada NVDAuntuk membaca
informasi dilayar sebagai berikut:
a.
Membaca satu character pada posisi kursor: numpad2.
b.
Membaca satu characterke arah kanan: numpad3.
c.
Membaca satu characterke arah kiri: numpad1.
d.
Membaca satu kata pada posisi kursor: numpad5.
e.
Membaca satu kata berikutnya: numpad6.
f.
Membaca satu kata sebelumnya: numpad4.
g.
Membaca satu kalimat pada posisi kursor: numpad8.
h.
Membaca satu kalimat berikutnya: numpad9.
i.
Membaca satu kalimat sebelumnya: numpad7.
j.
Membaca dari posisi kursor sampai akhir ketikan: insert+panah bawah.
- Penelitian
yang Relevan
Penelitian
yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh :
A.
berjudul “Evaluasi Pemanfaatan Penelusuran Informasi Melalui Sistem
Informasi JAWS (JOB ACCESS WITH
SPEECH)Bagi Siswa Tunanetra Di MTs Yayasan Kesejahteraan Tunanetra Islam
Yogyakarta” yang disusun oleh Ema Yuliayanti, program studi Ilmu Perpustakaan,
Fakultas Adab dan Ilmu budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2012. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan penelusuran informasi
melalui sistem informasi JAWS(Job Acces
With Speech) bagi siswa tunanetra di MTs
Yayasan Kesejahteraan Tunanetra Islam Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan
metode pendekatan kuantitatif yang berfokus mengkaji penelusuran siswa
tunanetra dengan memanfaatkan sistem informasiJAWS. Hasil yang ditemukan dari
penelitian ini adalah nilai persentase waktu yang digunakan dalam penelusuran
informasi adalah 45% yaitu sebagian besar siswa menyatakan 1-2 jam waktu yang
diperlukan. (70%) pada umumnya siswa menyatakan hasil penelusuran informasi
menggunakan JAWS didengar dan disimpan. Proses kerja JAWS dalam penelusuran
informasi (55%) sebagian besarsiswa menyatakan bahwa proses kerja JAWS lebih
cepat, lebih tepat , lebih efektif dalam penelusuran informasi sehingga
membantu proses belajar. Bidang informasi dalam penelusuran informasi
menggunakan JAWS (50%) sebagian besar siswa menyatakan bahwa cakupan informasi
yang sering ditelusur menggunakan JAWS informasi bidang IPTEK dan Ilmu
Pengetahuan. Sumber informasi dalam penelusuran informasi menggunakan JAWS
(70%) pada umumnya siswa menyatakan sumber informasi dalam penelusuran
informasi melalui JAWS dari nformasi Internet. Kemudahaan yang didapat dalam
penelusuran informasi menggunakan JAWS (45%) sebagian besar siswa mendapatkan
kemudahan dalam penelusuran informasi melalui JAWS adalah kemudahan dalam
menambah ilmu pengetahuan. Faktor yang menghambat penelusuran informasi
menggunakan JAWS (55%) sebagian besar siswa menyatakan faktor yang menghambat
dalam penelusuran informasi melalui JAWS adalah belum mahir.
- Hipotesis
Penelitian
Hipotesis
dalam penelitian ini berbunyi “software
JAWS sangat membantu siswa tunanetra dalam mencari dan mengakses informasi”.
BAB III
METODE
PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan
Penelitian
Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian deskriptif.
Metode deskriptif adalah penelitian yang bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan suatu hal seperti apa
adanya.Penelitian deskriptif ini peneliti lakukan untuk mendeskripsikan dan
menjelaskan suatu hal dengan apa adanya berdasarkan hasil yang ditemukan
peneliti. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk memahami
makna “(meaning)”yang berada di balik
fakta-fakta.
Berdasarkan
penjelasan di atas peneliti ingin menjelaskan dan menggambarkan pemanfaatan
komputer bicara dalam memenuhi kebutuhan
informasi tunanetra. Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan
istilah populasi, tetapi oleh Spradley dinamakan “social situation” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga
elemen yaitu: tempat (place),
pelaku (actors), dan aktivitas
(activity) yang berintekasi
secara sinergis.
B.
Sumber
Data
a.
Data Primer
Data
primer ialah data yang berasal dari sumber asli atau pertama.Yang dimaksud data
primer ialah seseorang yang menjadi nara sumber dalam penelitian ini, dengan
mengajukan beberapa pertanyaan dari peneliti kepada seseorang yang dikira
sangat mengetahui permasalahan yang sedang diteliti.
b.
Data Sekunder
Data
sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari dan
mengumpulkan.Data sekunder akan lebih mudah didapatkan dibandingkan dengan data
primer, karena data sekunder tidak memerlukan wawancara kepada nara sumber
seperti yang diterapkan data primer, data sekunder sudah tersedia hingga
peneliti tinggal meneliti data tersebut.
Dalam penelitian ini data sekunder
berupa
catatan dokumentasi, buku, jurnal, artikel dan dokumen lainya.
c.
Informan
Informan
adalah orang yang diperkirakan menguasai dan memahami data, informasi, ataupun
fakta dari suatu objek penelitian.Teknik pemilihan informan yang peneliti pakai
adalah purposive sampling. Purposive sampling, yaitu menentukan sampel
dengan pertimbangan tertentu yang dipandang dapat maksimal.Sesuai penjelaskan
di atas peneliti menetapkan beberapa informan dalam penelitian ini adalah:
1.
Bapak Zaky, adalah sebagai
instruktur komputer bicara di YPAB
SURABAYA dalam bidang diklat yang bertugas
melatih tunanetra dalam mengoperasikan komputer bicara.
2.
Tunanetra yang
mengikuti kursus komputer bicara di YPAB SURABAYA dan memanfaatkan komputer
bicara untuk memperoleh kebutuhan informasi, berikut adalah profil dari
informan :
No
|
Nama
|
Status
|
Klasifikasi kebutaan
|
-
|
IKBAL HIDAYAT
|
Siswa kelas 6
|
Blind
|
-
|
Yusuf fachrudin
|
Siswa kelas 6
|
Blind
|
-
|
Cahyo firmansyah
|
Siswa kelas 5
|
Blind
|
-
|
Muhammad fajar hasan
|
Siswa kelas 5
|
Blind
|
Dari
keempat informan yang diteliti semua informan mengalami jenis kebutaan
total (Totally Blind) atau
(Blind), jenis kebutaan tunanetra tersebut tidak mampu melihat dan
menerima rangsangan cahaya dari luar.
d.
Teknik Pengolahan Data
Untuk memenuhi kebutuhan data yang beraneka ragam
tersebut,maka peneliti menggunakan
berbagai metode pengumpulan data, seperti berikut ini:
a)
Observasi
Pengumpulan
data dengan observasi, observasi adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan
pengamatan langsung terhadap subjek (partner penelitian) dimana sehari-hari
mereka berada dan biasa melakukan aktivitasnya.
b)
Wawancara
Teknik
wawancara dalam penelitian ini menggunakan wawancara tidak terstruktur,
wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap
untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa
garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
c)
Dokumentasi
Dokumen
dalam penelitian ini yang dimaksud adalah
catatan peristiwa sudah berlalu, bisa berupa berbentuk tulisan, gambar,
foto, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dalam penelitian ini,
peneliti mengumpulkan data melalui dokumen-dokumen yang terdapat di YPAB SURABAYA yang berupa,
jumlah siswa tunentra yang mengikuti
kursus komputer bicara,
jumlah fasilitas komputer bicara di YPAB
SURABAYA, gambar-gambar kegiatan tunanetra dalam
mengikuti pelatihan komputer bicara.
e.
Teknik Analisis Data
Data
yang telah terkumpul tanpa dianalisis menjadi tidak bermakna, tidak berarti,
menjadi data yang mati dan tidak berbunyi. Oleh karena itu, analisis data ini
untuk memberi arti, makna, dan nilai yang terkandung dalam data. Tujuan dari
analisis data ialah untuk meringkaskan data dalam bentuk yang mudah dipahami
dan mudah ditafsirkan, sehingga hubungan antara problem penelitian dapat
dipelajari dan diuji.
Menurut
Bogdan dalam buku memahami penelitian kualitatif bahwa analisis data adalah
proses mencari dan menyusun secara lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga
dapat mudah difahami, dan temuanya dapat diinformasikan kepada orang lain.
Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam
unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada
orang lain. Data
yang telah didapatkan dalam teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan
dokumentasi tersebut dianalisis dalam bentuk deskriptif, kemudian diberikan
penjelasan dan gambaran tentang pemanfaatan komputer bicara dalam memenuhi
kebutuhan informasi tunanetra di YPAB SURABAYA.
Analisis data yang dilakukan diantaranya:
a)
Reduksi Data
Mereduksi
data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, menfokuskan pada hal-hal
yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah
direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti
untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlu.
b)
Penyajian Data
Menurut
Miles dan Huberman dalam buku metode penelitian kombinasi (Mixed Methods)menyatakan yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks
yang bersifat naratif.Dari semua data yang di reduksi, maka data tersebut akan
diuraikan dan dijelaskan permasalahanya sesuai dengan rumusan masalah yang
telah dibahas di atas, kemudian di sajikan dalam bentuk teks dan bersifat
naratif.
c)
Penarikan Kesimpulan
Dalam
kesimpulan akan mengukapkan makna dari data yang telah dikumpulkan dan
dijabarkan. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin
dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga
tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam
penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah
penelitian berada di lapangan.
C.
Tahap
Akhir
Tahap akhir dalam
penelitian ini adalah penyusunan laporan. Di dalam laporan penelitian, terdapat
pembahasan hasil penelitian dan simpulan hasil penelitian.
DAFTAR
PUSTAKA
Amin Amrullah. Panduan Menyusun Proposal Skripsi.
Tesis & Disertasi, Jakarta:
Smart Pustaka, 2013.
Burhan Bugin. Penelitian Kualitatif : Komunikasi,
Ekonomi, Kebijakan Publik,
dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kecana, 2010.
Dewi Pandji. Sudahkah Kita Ramah: Anak Special Needs.
Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2013.
Djam’an Satori dan Aan Komariah. Metode Penelitian
Kualitatif. Bandung:
Alfabeta, 2009.
Moh Kasiram. Metode Penelitian: Refleksi Pengembangan
Pemahaman dan
Penguasaan Metodelogi Penelitian. Malang: UIN Malang
Press, 2008.
Pawit M Yusup. Ilmu Informasi, komunikasi, dan
Kepustakaan.Jakarta: Bumi
Aksara, 2009.
_____________. Pendoman Praktis Mencari Informasi,
Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1995.
_____________. Teori dan Praktik Pnenelusuran
Informasi (Information
Retrieval). Jakarta: Kencana, 2010.
Prasetya Irawan. Logika dan Prosedur Penelitian:
Pengantar Teori dan Panduan
Praktis Penelitian Sosial Bagi Mahasiswa dan Peneliti
Pemula, Jakarta:
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi
Negara, 2004.
S. Arifianto, ed. Dinamika Perkembangan: Pemanfaatan
Teknologi Informasi dan
implikasinya di Masyarakat. Jakarta: Media Bangsa,
2013.
Soekini pradopo. Suharto dan L Tobing, Pendidikan
Anak-Anak Tunanetra.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1977.
Sugiyo. Pengenalan NVDA. Jakarta: Mitra Netra, 2014.
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabeta, 2014.
Suharsimin Arikunto. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2010.
Sutarman. Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta: Bumi
Aksara, 2009.