Aku yang banyak bertanya

Jiwa ini menggebuh mengenal dunia
Mana kala warna yang jadi pembeda
Mana kala cahaya menjadi penerangnya

Aku selalu bertanya
Tentang hal-hal yang kau anggap sudah biasa
Tentang hal-hal yang mungkin tak bermakna

Tolong jangan bosan
Dengan segala bentuk pertanyaan
Dan terimakasih atas jawaban yang kau berikan.

Jendela Dunia

Mata itu berharga
Karna kata orang itu adalah jendela dunia
Tapi apakah itu berguna
Karna aku hanyalah seorang tunanetra

Bagiku dunia ini begitu gelap
Dari aku bangun sampai kembali terlelap
Kadang aku bermimpi
Indahnya dunia jika kulihat dengan kedua mata ini

Namun itu hanya sebuah mimipi
Kenyataannya tetap saja mata ini melihat tanpa ilustrasi
Dan sebagai pengganti,  aku si buta melihat dengan hati
Bukan sembarang hati tapi hati nurani.

Tunanetra


Aku tidak minta dilahirkan seperti ini
Kondisi dimana aku melihat hanya dengan hati
Hari demi hari hanya gelap yang menyelimuti
Tanpa ada sebercik cahaya yang melintasi

Aku ingin seperti kalian
Ciptaan tuhan yang dengan mudah menentukan arah untuk berjalan
Berjalan menuju impian
Hingga akhirnya kau mendapatkan kemenangan

Kau begitu mudah melangkahkan kaki
Sedangkan aku berkali-kali terjatuh dan mencoba bangkit kembali
Tapi jangan anggap aku akan berserah diri
Karna aku percaya semua hal yang terjadi adalah kehendak ilahi.

proposal metodelogi penelitian


 PEMANFAATAN SOFTWARE JAWS DALAM MEMENUHI
KEBUTUHAN INFORMASI SISWA TUNANETRA DI YPAB SURABAYA

PROPOSAL PENELITIAN



Dosen pengampuh 
Dr. Yuliyati, M.Pd

Oleh
YUDHA EKO SUSENO
NIM 14010044059





UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN LUAR BIASA
2016




 
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Saat ini kita berada pada era informasi yang semakin berkembang pesat di mana informasi memegang peranan penting dalam aspek kehidupan, siapa menguasai informasi maka ia yang memiliki peluang lebih dibanding yang tidak memiliki. Hampir setiap orang dalam kehidupannya tidak bisa dilepas dari informasi. Semua aspek dalam kehidupan selalu terhubung dengan informasi, hal itu menunjukkan informasi telah mendapatkan tempat yang sangat penting dalam aktivitas masyarakat. Faktanya semua orang selalu mencari informasi, hal itu membuat permintaan terhadap informasi begitu penting sehingga informasi memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Pada dasarnya semua orang berhak untuk mendapatkan informasi, hal itu ditetapkan Pemerintah dalam UUD Tahun 1945 pasal 28 f menyatakan “setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan
menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia. Dengan adanya pasal di atas memberikan peluang bagi siapa pun untuk memperoleh informasi tanpa memandang perbedaan yang ada di masyarakat.
Seiring kemajuan teknologi yang berkembang pesat membuat masyarakat selalu dimanjakan dengan teknologi-teknologi canggih yang dapat mempermudah masyarakat dalam memperoleh dan mengakses informasi. Kemajuan teknologi membawa banyak dampak positif bagi masyarakat termasuk juga bagi tunanetra. Hal ini dimanfaatkan dengan baik oleh YPAB SURABAYA dengan menyediakan beberapa fasilitas yang dapat menunjang pembelajaran siswa tunanetra untuk memperoleh informasi agar dapat bisa berpartisipasi dalam bidang pendidikan diantaranya:  Komputer bicara komputer desktop yang dilengkapi perangkat lunak pembaca layar atau JAWS dan buku bacaan braille. Salah satu fasilitas disediakan adalah komputer dilengkapi perangkat lunak pembaca layar atau JAWS yang menarik untuk dikaji.
Untuk bisa membuat komputer itu bicara memerlukan software khusus. Software  yang diperulakan yaitu  Screen Reader atau pembaca layar atau JAWS, software  ini yang akan mengubah apa yang ada di layar menjadi bentuk suara. Dengan adanya screen reader  dapat mempermudah akses tunanetra dalam memperoleh informasi untuk memenuhi kebutuhanya. Komputer yang sudah diinstal JAWS bisa dimanfaatkan untuk mengerjakan tugas, mencari materi pelajaran, mengirim email dan mendownload laporan kerja, musik dan lainya, semua itu merupakan informasi yang dibutuhkan siswa tunanetra.
Berdasarkan hasil observasi peneliti dilapangan bahwa terkadang tunanetra mengalami kesulitan dalam mengoperasikan komputer bicara untuk memenuhi kebutuhan informasinya, oleh sebab itu berdasarkan permasalahan tersebut peneliti ingin mengkaji lebih dalam lagi mengenai pemanfaatan komputer bicara di YPAB SURABAYA dalam memenuhi kebutuhan informasi tunanetra.  Penelitian ini berjudul  “PEMANFAATAN JAWS DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN INFORMASI SISWA TUNANETRA DI YPAB SURABAYA”.


B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:
“Bagaimana  pemanfaatan JAWS dalam  memenuhi kebutuhan informasi siswa tunanetra ?”

C.    Tujuan Penelitian
1.      Untuk mengetahui  sejauh mana  pemanfaatan komputer bicara dalam memenuhi kebutuhan  informasi siswa tunanetra  di YPAB SURABAYA.
2.       Untuk mengetahui teknis siswa tunanetra dalam mengoperasikan komputer bicara untuk memenuhi kebutuhan  informasi di  YPAB SURABAYA.

D.    Batasan Peneletian
Penelitian dibatasi hanya membahas  pemanfaatan JAWS dalam memenuhi kebutuhan  informasi siswa tunanetra  di  YPAB SURABAYA. Tunanetra  dalam penelitian ini adalah  tunanetra  yang memanfaatkan JAWS  untuk memenuhi kebutuhan informasinya.

E.     Manfaat Penelitian
            Beberapa hal yang menjadi bahan pertimbangan dalam penelitian :
  1. Dapat bermanfaat bagi YPAB SURABAYA untuk mengetahui pemanfaatan JAWS  dalam memenuhi kebutuhan informasi siswa tunanetra.
  2. Dapat bermanfaat bagi  penulis untuk mengetahui cara siswa tunanetra dalam mengoperasikan JASW untuk memenuhi kebutuhan informasinya.
  3. Diharapkan dapat menjadi tambahan informasi bagi masyarakat, ilmu pengetahuan, khususnya pada bidang Ilmu Perpustakaan, Keguruan atau Pedagogik dan Teknologi Informasi.

F.     Asumsi
          Wahyudi (2009 : 155) mengungkapkan bahwa, “asumsi adalah anggapan dasar yang kebenarannya tidak perlu dibuktikan kembali”. Adapun anggapan dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a)      JAWS  adalah salah satu dari pembaca layar  screen  reader  yang merupakan software yang bisa dimanfaatkan untuk mencari informasi yang dibutuhkan siswa tunanetra.
b)      Dengan software JAWS bisa memenuhi kebutuhan siswa tunanetra


BAB  II
KAJIAN PUSTAKA

       Kajian pustaka merupakan suatu landasan teori yang diperoleh dari buku-buku literatur maupun pengalaman pribadi yang bertujuan untuk menjelaskan variable-variabel penelitian. Secara garis besar teori yang akan dibahas dalam kajian pustaka ini adalah sebagai berikut :
  1. Tunanetra
1.      Pengertian
Menurut WHO  menjelaskan  bahwa  definisi tunanetra  adalah  seseorang yang tidak  mampu  membaca  dengan  jarak yang telah  disepakati  bersama.  Pakar lainnya menjelaskan pengertian tunanetra tidak saja mereka yang  tidak bisa melihat, tetapi mencakup juga mereka yang mampu melihat tetapi terbatas sekali dan kurang dapat dimanfaatakan untuk kepentingan hidup sehari-hari terutama dalam belajar. Jadi, anak-anak dengan kondisi penglihatan yang termasuk “setengah melihat”, “low vision”, atau rabun adalah bagian dari kelompok anak tunanetra. Tunanetra adalah seseorang yang memiliki hambatan dalam penglihatan dapat dikalsifikasikan ke dalam dua golongan, yaitu: buta total (blind) dan low vision.
2.      Klasifikasi Tunanetra
Menurut aspek pendidikan tunanetra diklasifikasikan kedalam tiga
katagori, yaitu:
a)      Blind (buta): seseorang yang belajar menggunakan materi perabaan dan pendengaran.
b)       Low vision(kurang lihat): seseorang yang dalam belajarnya masih dapat menggunakan penglihatanya dengan adaptasi tertentu.
c)       Limited vision: seseorang yang mengalami gangguan penglihatan dalam belajar pada situasi yang normal.

Sedangkan menurut Somantri dalam jurnal resiliensi remaja penyadang tunanetra menjelaskan bahwa tunanetra dikelompokan menjadi dua macam yaitu:
a)      Buta, jika sama sekali tidak mampu menerima rangsang cahaya dari luar (visusnya nol)
b)      Low Vision, masih mampu menerima rangsang cahaya dari luar, tetapi ketajamanya lebih dari 6/20, atau hanya mampu membaca headline pada surat kabar.

Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa untuk dapat dikalsifikasikan tunanetra seseorang harus mengukur kemampuan melihatnya dengan peraturan yang sudah berlaku, seperti yang  WHO dan Somantri jelaskan. Pada umunya hasil pengukuran tersebut menghasilkan dua katagori, yakni  blind dan  low vision. Kedua katagori tunanetra memiliki tanda-tanda tertentu yang dapat dipahami, berikut merupakan penjelasan mengenai kedua golongan tersebut. Adapun ciri-ciri atau tanda-tanda tunanetra  low vision,diantaranya:
a)      Mata tampak merah.
b)      Bola mata tampak keruh (putih-putih ditengah), dan kadang-kadang seperti mata kucing (bersinar).
c)       Bola mata bergerak sangat cepat.
d)     Penglihatan hanya mampu merespon terhadap cahaya, benda ukuran besar dengan warna mencolok.
e)      Memicingkan mata pada saat terkena sinar matahari.
f)       Melihat obyek, menonton televisi, membaca buku atau melihat gambar di buku sangat dekat.
g)      Menonton televisi sangat dekat.
h)      Bila berjalan ditempat yang belum dikenal sering tersandung dan menabrak.
i)        Pada saat matahari tenggelam tidak bisa melihat jelas (rabun senja).
j)        Sering membentur-benturkan kepala ke tempok.

Ciri-ciri atau tanda-tanda tunanetra buta total (blind), diantaranya:
a)      Tidak mampu melihat cahaya
b)      Kerusakan nyata pada kedua bola mata
c)      Sering meraba-raba bila mencari sesuatu benda dan jika berjalan sering menabrak dan tersandung.
d)     Bagian bola mata tampak jernih tidak bisa melihat cahaya maupun benda. Sering menekan bola mata dengan jari.

Dari kedua penjelasan mengenai karakteristik golongan tunanetra ini dapat disimpulkan bahwa golongan tunanetra (blind) ciri-cirinya tidak mampu melihat cahaya dari luar dengan tanda-tandanya yang telah diuraikan di atas, sedangkan golongan tunanetra (low vision) ciri-cirinya mampu menerima rangsangan cahaya dari luar, tetapi ketajaman lebih dari 6/21 dengan benda besar dan warna yang mencolok.
1.    Faktor Penyebab Tunanetra
Secara ilmiah ketunanetraan dapat disesbabkan oleh beberapa faktor yaitu:
a.       Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor dari dalam, hal-hal yang termaksud faktor internal, yaitu faktor-faktor yang erat hubunganya dengan keadaan bayi selama masih dalam kandungan. Kemungkinan karena faktor gen (sifat pembawa keturunan), kondisi psikis ibu, kekurangan gizi, keracunan obat, dan sebagainya.
b.      Faktor Ekstrernal
Faktor eksternal merupakan faktor dari luar, hal-hal yang termaksud faktor ekstrenal, diantaranya faktor-faktor yang terjadi pada saat atau sesudah bayi dilahirkan. Misalnya: kecelakaan, terkena penyakit,  siphilis  yang mengenai matanya saat dilahirkan, pengaruh alat bantu medis (tang) saat melahirkan sehingga sistem persyarafannya rusak, kurang gizi atau vitamin, terkena racun, virus trachoma, panas badan yang terlalu tinggi, serta peradangan mata karena penyakit, bakteri, ataupun virus.
2.    Kebutuhan Penyandang Tunanetra
Dari beberapa penjelasan mengenai kebutuhan dasar manusia dan kebutuhan manusia akan informasi semua kebutuhan yang telah di jelaskan oleh peneliti merupakan kebutuhan tunanetra, salah satunya kebutuhan kongnitif seperti, merencanakan dan belajar ketrampilan.
Belajar ketrampilan sangat penting bagi tunanetra, karena dengan memiliki ketrampilan, penyandang tunanetra dapat mengisi kehidupannya lebih baik. Selain itu tunanetra juga membutuhkan informasi yang sama besar dengan orang normal pada umumnya untuk kebutuhan  life long learning,  pekerjaan dan untuk membantu mereka menjalankan perannya dalam kehidupan sosial disekitarnya.

  1. Software Screen Reader
Dengan bantuan software pembaca  layar  atau  screen  reader seseorang yang mengalami kendala dalam penglihatan dapat menggunakan komputer bahkan internet.
1.         Screen Reader
Screen  reader  merupakan  sistem  text-to-speech  yang dirancang  untuk dapat  membacakan  isi  tampilan  komputer. Cara  screen  reader  dapat membacakan  tampilan  computer  yaitu  dengan  mengubah  tampilan visual yang ada di layar  menjadi audio dengan  teknologi yang dinamakan  screen reader.  Screen Reader  mempunyai lima fungsi yaitu:
a.                  Membaca teks serta grafik di layar komputer
b.                 Mengidentifikasi dan memberitahukan fungsi-fungsi dari fasilitas yang ada di windows
c.                  Mengidentifikasi grafik
d.                 Berfungsi sebagai pengganti mouse
e.                  Sebagai alat penunjuk.
Screen reader yang pernah  digunakan  YPAB SURABAYA diantaranya:
JAWS  (Job Access With  Speech).
2.         JAWS
JAWS  adalah salah satu dari pembaca layar  screen  reader  yang merupakan merek dagang dari  screen  reader  yang diproduksi oleh  the Blind  and  Low Vision  Group  (Freedom Scientific)  di Petersburg, Florida,Amerika Serikat. Pertama kali dirilis pada  tahun 1989 oleh Ted Hunter bersama rekannya, Rex Skipper. Versi asli dibuat untuk sistem operasi MS-DOS yang memungkinkan tunanetra untuk menggunakan program berbasis teks. Ketika sistem operasi MS-DOS mulai ditinggalkan karena perubahan  Microsoft Windows  maka dibuatlah JFW (JAWS for Windows).
Perusahaan Freedom Scientific memproduksikan JAWS utuk mencari keuntungan, hal  itu  karena  harga  dari  screen  reader  ini  tergolong sangat  mahal  mencapai $1200, namun  semua  itu  tentu  sebanding dengan berbegai fasilitas yang ada di dalamnya. Pembacaan teks pada  Screen Reader  dapat disesuaikan dengan
pengguna. Bisa perhuruf, perkata atau perkalimat, sehingga dapat menghindarikesalahan dalam pengetikan yang biasa dilakukan oleh tunanetra. Kecepatan membaca  Screen Reader  juga bisa diatur, semakin mahir sesorang menggunakan Screen Reader maka semakin cepat pengaturan  Screen Reader.  Oleh karena itu  Screen Reader dapat digunakan baik untuk bekerja dengan aplikasi seperti  MS. Office,aplikasie-mail, chatting via Yahoo, Messenger  atau hanya sekedar browsing dengan internet.
3.         Mengaktifkan JAWS
Sebelum  computer  dapat  berbicara  tunanetra  harus  mengaktifkan terlebih  dahulu  screen reader,  ada dua cara mengaktifkan  JAWS secara manual dan secara otomatis.  Yang dimaksud menjalankan secara manual yaitu  mengaktifkan  dengan  harus dipanggil terlebih dulu. Untuk mengaktifkan program  JAWS  caranya
adalah:
a.                  Tekan tombol star menu pada keyboard
b.                 Ketikan JAWS
c.                  Enter
Mengaktifkan secara otomasi yaitu  JAWS  akan secara otomatis berjalan begitu menyalakan komputer  sehingga tidak perlu lagi memanggilnya. Jalankan terlebih dulu  JAWS  secara manual (jika belum membukanya).
a.    Tekan  Alt-tabsampai komputer mengatakan  “JAWS”,untuk memindahkan focus ke arah  JAWS. Jika sudah ditekan Alt-tab beberapa kali komputer tidak menyebutkan  “JAWS”,harus melakukan langkah-langkah berikut:
b.   Tekan Insert-J.
c.    Tekan panah kanan sekali, komputer akan mengatakan  “Menu Basic”, tekan enter.
d.   Tekan tab beberapa kali sampai komputer mengatakan  “Run JAWS from system Tray check Box not check”.
e.    Tekan spasi satu kali untuk memberi tanda  check, tekan enter.
f.    Restartulang komputer anda. Setelah komputer kembali ke layar desktop dan program  JAWSsudah berjalan, baru tekan  Alt-tab sampai komputer mengatakan “JAWS”.
g.   Tekan Alt, huruf o, huruf b, untuk membuka kotak dialog Basic.
h.   Tekan tab beberapa kali sampai komputer mengatakan “Automatically start JAWS check box not check”.
i.     Tekan spasi untuk mengubahnya menjadi check, tekan enter.
j.     Booting ulang komputer, maka JAWS akan secara otomatis berjalan seiring dengan munculnya program Windows.
k.   Jika ingin  JAWS    tidak lagi berjalan secara otomatis, lakukan kembali cara di atas untuk membatalkan  (unselect)  opsi  Run JAWS First.
4.         Teknis Mengoperasikan Komputer Bicara
Untuk mengoperasikan komputer bicara  mouse yang bagi orang normal
(bisa melihat) sangat bermanfaat dalam mengoperasikan komputer, bagi tunanetra
tidak terpakai sama sekali. Untuk menjawab pesan dan memberi perintah kepada
komputer, tunanetra cukup memaksimalkan dan menghafal letak dan fungsi keyboard komputer. Keyboard(papan ketik) adalah peralatan input yang paling umum dan banyak digunakan. Input dimasukan ke peralatan proses dengan
cara mengetikkan lewat tombol-tombol yang ada di keyboard. JAWS dibuat dengan
peraturan bila menggunakan  mousedengan sendirinya ia tidak akan berfungsi.
Sehingga untuk mengoperasikan komputer bicara tunanetra harusdengan  memilih 
perintah di dalam menu yang  bias  diakses  dengan tombol  keyboard atau  menekan
kombinasi  tombol  shortcut  (perintah pendek).  Navigasi utama yang digunakan
dalam program pembaca layar biasanya dengan tombol panah dan kombinasi
shortcut,sebagai contoh adalah ketika membaca dokumen di jendela kerja
Microsoft Word.
Menginput perintah pada  JAWSuntuk membacakan informasi
dilayar sebagai berikut:
a.                  Panah atas untuk membaca satu yang berada di atas.
b.                 Panah bawah untuk membaca satu barisan yang berada di bawah.
c.                  Panah kanan dan kiri untuk membaca satu karakter di sebelah kanan dan kiri.
d.                 Ctrl + panah atas untuk membaca satu paragraf di atas
e.                  Ctrl + panah bawah untuk membaca satu paragraf di bawah
f.    Ctrl+ kanan dan kiri untuk membaca satu kata di setelah dan disebelum kursor yang dibacakan.

Sedangkan untuk menginput perintah pada  NVDAuntuk membaca
informasi dilayar sebagai berikut:
a.                  Membaca satu character pada posisi kursor: numpad2.
b.                 Membaca satu characterke arah kanan: numpad3.
c.                  Membaca satu characterke arah kiri: numpad1.
d.                 Membaca satu kata pada posisi kursor: numpad5.
e.                  Membaca satu kata berikutnya: numpad6.
f.                  Membaca satu kata sebelumnya: numpad4.
g.                 Membaca satu kalimat pada posisi kursor: numpad8.
h.                 Membaca satu kalimat berikutnya: numpad9.
i.                   Membaca satu kalimat sebelumnya: numpad7.
j.                   Membaca dari posisi kursor sampai akhir ketikan: insert+panah bawah.

  1. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh :
A.    berjudul “Evaluasi Pemanfaatan Penelusuran Informasi Melalui Sistem Informasi  JAWS (JOB ACCESS WITH SPEECH)Bagi Siswa Tunanetra Di MTs Yayasan Kesejahteraan Tunanetra Islam Yogyakarta” yang disusun oleh Ema Yuliayanti, program studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Ilmu budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2012. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan penelusuran informasi melalui sistem informasi  JAWS(Job Acces With Speech)  bagi siswa tunanetra di MTs Yayasan Kesejahteraan Tunanetra Islam Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif yang berfokus mengkaji penelusuran siswa tunanetra dengan memanfaatkan sistem informasiJAWS. Hasil yang ditemukan dari penelitian ini adalah nilai persentase waktu yang digunakan dalam penelusuran informasi adalah 45% yaitu sebagian besar siswa menyatakan 1-2 jam waktu yang diperlukan. (70%) pada umumnya siswa menyatakan hasil penelusuran informasi menggunakan JAWS didengar dan disimpan. Proses kerja JAWS dalam penelusuran informasi (55%) sebagian besarsiswa menyatakan bahwa proses kerja JAWS lebih cepat, lebih tepat , lebih efektif dalam penelusuran informasi sehingga membantu proses belajar. Bidang informasi dalam penelusuran informasi menggunakan JAWS (50%) sebagian besar siswa menyatakan bahwa cakupan informasi yang sering ditelusur menggunakan JAWS informasi bidang IPTEK dan Ilmu Pengetahuan. Sumber informasi dalam penelusuran informasi menggunakan JAWS (70%) pada umumnya siswa menyatakan sumber informasi dalam penelusuran informasi melalui JAWS dari nformasi Internet. Kemudahaan yang didapat dalam penelusuran informasi menggunakan JAWS (45%) sebagian besar siswa mendapatkan kemudahan dalam penelusuran informasi melalui JAWS adalah kemudahan dalam menambah ilmu pengetahuan. Faktor yang menghambat penelusuran informasi menggunakan JAWS (55%) sebagian besar siswa menyatakan faktor yang menghambat dalam penelusuran informasi melalui JAWS adalah belum mahir.

  1. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini berbunyi “software JAWS sangat membantu siswa tunanetra dalam mencari dan mengakses informasi”.

 



BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis  penelitian deskriptif. Metode deskriptif adalah penelitian yang bertujuan mendeskripsikan  atau menjelaskan suatu hal seperti apa adanya.Penelitian deskriptif ini peneliti lakukan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan suatu hal dengan apa adanya berdasarkan hasil yang ditemukan peneliti. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk memahami makna  “(meaning)”yang berada di balik fakta-fakta.
Berdasarkan penjelasan di atas peneliti ingin menjelaskan dan menggambarkan  pemanfaatan  komputer bicara dalam memenuhi kebutuhan  informasi  tunanetra.  Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh Spradley dinamakan  “social situation”  atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat (place),  pelaku  (actors),  dan aktivitas  (activity)  yang berintekasi secara sinergis.

B.     Sumber Data
a.                        Data Primer
Data primer ialah data yang berasal dari sumber asli atau pertama.Yang dimaksud data primer ialah seseorang yang menjadi nara sumber dalam penelitian ini, dengan mengajukan beberapa pertanyaan dari peneliti kepada seseorang yang dikira sangat mengetahui permasalahan yang sedang diteliti.
b.                       Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari dan mengumpulkan.Data sekunder akan lebih mudah didapatkan dibandingkan dengan data primer, karena data sekunder tidak memerlukan wawancara kepada nara sumber seperti yang diterapkan data primer, data sekunder sudah tersedia hingga peneliti tinggal meneliti data tersebut.  Dalam penelitian ini data sekunder
berupa catatan dokumentasi, buku, jurnal, artikel dan dokumen lainya.
c.                        Informan
Informan adalah orang yang diperkirakan menguasai dan memahami data, informasi, ataupun fakta dari suatu objek penelitian.Teknik pemilihan informan yang peneliti pakai adalah  purposive sampling.  Purposive sampling, yaitu menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu yang dipandang dapat maksimal.Sesuai penjelaskan di atas peneliti menetapkan beberapa informan dalam penelitian ini adalah:
1.      Bapak Zaky, adalah sebagai instruktur komputer bicara di YPAB SURABAYA dalam bidang diklat yang bertugas melatih tunanetra dalam mengoperasikan komputer bicara.
2.      Tunanetra yang mengikuti kursus komputer bicara di YPAB SURABAYA dan memanfaatkan komputer bicara untuk memperoleh kebutuhan informasi, berikut adalah profil dari informan :
No
Nama
Status
Klasifikasi kebutaan
  1.  

IKBAL HIDAYAT
Siswa kelas 6
Blind
  1.  
Yusuf fachrudin
Siswa kelas 6
Blind
  1.  
Cahyo firmansyah
Siswa kelas 5
Blind
  1.  
Muhammad fajar hasan
Siswa kelas 5
Blind
   
Dari keempat informan yang diteliti semua informan mengalami jenis kebutaan total  (Totally  Blind) atau  (Blind), jenis kebutaan tunanetra tersebut tidak mampu melihat dan menerima rangsangan cahaya dari luar.
d.                       Teknik Pengolahan Data
Untuk  memenuhi kebutuhan data yang beraneka ragam tersebut,maka  peneliti menggunakan berbagai metode pengumpulan data, seperti berikut ini:
a)      Observasi
Pengumpulan data dengan observasi, observasi adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung terhadap subjek (partner penelitian) dimana sehari-hari mereka berada dan biasa melakukan aktivitasnya.
b)      Wawancara
Teknik wawancara dalam penelitian ini menggunakan wawancara tidak terstruktur, wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
c)      Dokumentasi
Dokumen dalam penelitian ini yang dimaksud adalah  catatan peristiwa sudah berlalu, bisa berupa berbentuk tulisan, gambar, foto, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data melalui dokumen-dokumen yang terdapat di YPAB SURABAYA yang berupa, jumlah siswa tunentra yang mengikuti kursus komputer bicara, jumlah fasilitas komputer bicara di YPAB SURABAYA, gambar-gambar kegiatan tunanetra dalam mengikuti pelatihan komputer bicara.
e.                        Teknik Analisis Data
Data yang telah terkumpul tanpa dianalisis menjadi tidak bermakna, tidak berarti, menjadi data yang mati dan tidak berbunyi. Oleh karena itu, analisis data ini untuk memberi arti, makna, dan nilai yang terkandung dalam data. Tujuan dari analisis data ialah untuk meringkaskan data dalam bentuk yang mudah dipahami dan mudah ditafsirkan, sehingga hubungan antara problem penelitian dapat dipelajari dan diuji.
Menurut Bogdan dalam buku memahami penelitian kualitatif bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami, dan temuanya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain. Data yang telah didapatkan dalam teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi tersebut dianalisis dalam bentuk deskriptif, kemudian diberikan penjelasan dan gambaran tentang pemanfaatan komputer bicara dalam memenuhi kebutuhan informasi tunanetra di YPAB SURABAYA.  Analisis data yang dilakukan diantaranya:
a)      Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, menfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlu.
b)      Penyajian Data
Menurut Miles dan Huberman dalam buku metode penelitian kombinasi  (Mixed Methods)menyatakan yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.Dari semua data yang di reduksi, maka data tersebut akan diuraikan dan dijelaskan permasalahanya sesuai dengan rumusan masalah yang telah dibahas di atas, kemudian di sajikan dalam bentuk teks dan bersifat naratif.
c)      Penarikan Kesimpulan
Dalam kesimpulan akan mengukapkan makna dari data yang telah dikumpulkan dan dijabarkan. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.

C.    Tahap Akhir
Tahap akhir dalam penelitian ini adalah penyusunan laporan. Di dalam laporan penelitian, terdapat pembahasan hasil penelitian dan simpulan hasil penelitian.







DAFTAR PUSTAKA

Amin Amrullah. Panduan Menyusun Proposal Skripsi. Tesis & Disertasi, Jakarta:
Smart Pustaka, 2013.
Burhan Bugin. Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,
dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kecana, 2010.
Dewi Pandji. Sudahkah Kita Ramah: Anak Special Needs. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2013.
Djam’an Satori dan Aan Komariah. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabeta, 2009.
Moh Kasiram. Metode Penelitian: Refleksi Pengembangan Pemahaman dan
Penguasaan Metodelogi Penelitian. Malang: UIN Malang Press, 2008.
Pawit M Yusup. Ilmu Informasi, komunikasi, dan Kepustakaan.Jakarta: Bumi
Aksara, 2009.
_____________. Pendoman Praktis Mencari Informasi, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1995.
_____________. Teori dan Praktik Pnenelusuran Informasi (Information
Retrieval). Jakarta: Kencana, 2010.
Prasetya Irawan. Logika dan Prosedur Penelitian: Pengantar Teori dan Panduan
Praktis Penelitian Sosial Bagi Mahasiswa dan Peneliti Pemula, Jakarta:
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara, 2004.
S. Arifianto, ed. Dinamika Perkembangan: Pemanfaatan Teknologi Informasi dan
implikasinya di Masyarakat. Jakarta: Media Bangsa, 2013.
Soekini pradopo. Suharto dan L Tobing, Pendidikan Anak-Anak Tunanetra.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1977.
Sugiyo. Pengenalan NVDA. Jakarta: Mitra Netra, 2014.
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2014.
Suharsimin Arikunto. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2010.
Sutarman. Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.